Sabtu, 30 Maret 2013

TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN BELUT ( MONOPTERUS ALBUS )

Oleh : Drs Andang Jumhawan, Asosiasi LPMD Kec. Katapang

A.    Memilih Tempat / Lokasi Budidaya
belut1Sebelum pembuatan kolam dimulai, lokasi bakal pembuatan kolam perlu diperhatikan. Survei lokasi sehatusnya dilakukan sebagai langkah awal bagipara investor atau peminat sebelum memutuskan untuk membangun kolam. Namun, kenyataan yang terjadi kini sering tidak denikian. Umumnya orang memiliki tanah terlebih dahulu baru tertarik untuk membangun kolam. Meskipun demikian, tidaklah berlebihan jika dalam diktat ini disinggung langkah –langkah yang idelauntuk membuat kolam.
Luas lahan yang akan dibuat kolam harus diukur terlebih dahulu. Kemiringan lahan juga harus diukur, kemudian menentukan batas kolam yang akan dibuat.
Kolam untuk belut, pembuatan kolam meliputi pengamatan letak lahan, pembuatan skema (gambar) konstruksi, pengerjaan pengganlian, serta pemasangan danpembuatan bagian- bagian perlengkapan kolam seperti pintu air, saringan dan lain – lain.

B.    Membuat Kolam
Jika dalam memilih lokasi sudah ditentukan dimana lokasi kolam yang akan dibuat dan telah memenuhi persyaratan maka pembangunan kolam sudah dapat dimulai. Namun sebelumnya harus ditentukan dulu jenis kolam yang akan dibuat sebab kegiatan budidaya belut yang lengkap memerlukan jenis kolam sesuai dengan kegiatan yang hendak dilakukan. Adapun jenis-jenis kolam yang harusadadi suatu areal budidaya belut adalah kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan, dan kolam pembesaran.
Ukuran kolam untuk semua jenis kegiatan tidak sama besarnya, yaitu :

   1. Kolam penampungan induk,ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm
   2. Kolam pemijahan dan pendederan, ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman100 cm
   3. Kolam pembesaran, ukurannya 500 cm X 500 cm dengan kedalaman 120 cm

C.    Media Pemeliharaan
Setelah kolam selesai dibuat yang paling utama adalah pemberian media pemeliharaan  sebelum kolam tersebut dipergunakan, yaitu media untuk tempat hidup  belut berupa tanah sawah atau Lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos ( sekam/gabah padi yang sudah dibusukkan ), jerami padi, cincangan pisang, pupuk Urea, dan pupuk NPK, dengan perbandingan sebagai berikut :

  1. Lapisan pertama paling bawahjerami padi setinggi 40 cm
  2. Diatas jerami ditaburi secara merata pupuk Urea 5 Kg dan NPK 5 Kg
  3. ( Untuk ukuran kolam 500 cm X 500 cm, apabila kolamnya lebih besar atau lebih kecil ukuran ini, perbandingan pupuk diatasdapat dijadikan patokannya )
  4. Lapisan kedua tanah / Lumpur setinggi 5 cm
  5. Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm lapisan keempat pupuk kompos setinggi5 cm
  6. Lapisan keempat tanah / Lumpur setinggi 5 cm
  7. Lumpur kelima cincangan batang pisang setinggi 10 cm
  8. Lapisan Keenam tanah / Lumpur setinggi 15 cm
  9. Lapisan ketujuh air setinggi 10 cm
  10. Diatas air ditanami secara merat ecenfg gondok sampai menutupi ¾ permukaan kolam.
Setelah semua media pemeliharaan terisi dalam kolam, diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 (Dua) minggu agar seluruh media mengalami proses permentasi. Dan setelah 2 ( Dua ) minggu slesai poroses permentasinya maka benih / bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut.

D.    Memilih Benih
Pelaksanaan pengembangbiakkan sudah bisa dimulai dengan telah terlengkapinya  semua sarana yang dibutuhkan. Untuk tahapan ini yaitu memilih benih. Agar diperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan abnormal, benih yang dipilih harus memenuhi syarta sebagai berikut :
  1. Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yaitu tidak ada luka bekas gigitan,
  2. Gerakan tubuhnya lincah dan agresif.
  3. Penampilannya sehat yang dicirikan dari tubuhnya yang keras, tidak lemas jika di pegang
  4. Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan
  5. Usianya berkisar 2 bulan – 4 bulan
Belut mempunyai kelamin ganda (Hermaprodit) pada kehidupannya. Belut ini menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina. Sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dan karena sifat – sifat belut serupa itu, amka pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri.
Induk belut yang baik dapat dikenali dari penampilannya. Untuk mengetahui induk belut yang baik, berikut diberikan cirri-ciri induk belut jantan dan induk belut betina.

a.    Ciri Induk Belut Jantan
  • Berukuran panjang lebih dari 40 cm
  • Warna permukaan kulit lebih gelap atau abu – abu
  • Bemtuk kepala tumpul
  • Usianya diatas sepuluh tahun
b.    Ciri Induk Belut Betina
  • Berukuran panjang antara 20 cm -30 cm
  • Warna permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda
  • Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perutnya
  • BEntuk kepala runcing
  • Usianya dibawah sembilan bulan
E.    Perkembangbiakkan Belut
Belut ini mudah berkembang biak dialam, tetapi juga tidak sulit dikembangbiakkan di kolam, asal media dikolam menyerupai habitat aslinya. Secara alami berkembang biak setahun sekali, tapi dengan masa perkawinan yang amat panjang yaitu mulai dari musim penghujan sampai dengan permulaan musim kemarau ( Kurang lebih empat sampai lima bulan )

Perkawinan belut umumnya tiba akan terlihat belut jantan berbomdong ramai – ramai berenang ke berbagai penjuru kearah tepian. Diperairan yang dangkal itulah nantinya belut jantan menggali lubang perkawinan. Lubang perkawinan diabangun mirip “U” . Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan lalu membuat gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air diatas salah satu lubnagnya. Busa – busa tersebut berguna untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Belut jantan menanti kehadiran belut betina di lubang yang tidak diliputi busa.

Setelah belut betina yang dinanti tiba, sebelum perkawinan dilangsungkan akan terjadi cumbu-cumbuan mesra terlebih dahulu. Dalam perkawinan telur-telur dari betina akan dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung pada permukaan aor. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya akan dicakup belut jantan untuk disemburkan dan diamankan dalam lubang persembunyian.

Kemudian belut jantanlah yang akan menjalani tugas menjaga telur – telur tersebut  sampai menetas. Selama menjaga telur ini belut jantan galaknya bukan main. Setiap mahluk yang mendekat ke sarang pasti akan diserang.

F.    Penetasan
Telur –telur dialam akan menetas setelah 9-10 hari kemudian. Tetspi untuk dikolam pendederan dan pemijahan telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12-14 hari. Sewaktu baru menetas warna anak belut kuning setelah itu pelan – pelan berubah menjadi kuning kecoklatan dan selanjutnya menjadi coklat muda. Anak –anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama dua minggu. Setelah berumur 15 hari anak-anak belut sudah bisa berenag sendiri dan meninggalkan sarana penetasan. Mereka sudah mampu menggali lubnag dan mencari makanan sendiri tempat lain.

G.    Makanan dan Kebiasaan Makan
Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air. Seperti serangga, siput, Cacing. Amak katak dan anak ikan. Jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain.

Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain Protozoa (Hewan bersel satu ), Mikrokrusasea (Udang-udangan renik), invertebrate mikroskopik       ( hewan –hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil ). Sedangkan beluta yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah.

Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanannya. Untuk itu belut mnyergap mangsanya dengan menbuat lubang perangkap. Lubang ini  dibuat denganmenggali Lumpur, baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyerga[ ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan. Bentuk lubang mula-mula tegak ke bawah, lalu membengkok dan mendatar.

H.    Hama Belut
Belut tidak terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri. Yang diderita belut hanya disebabkan oleh kekurangan pakan, kekeringan atau dimakn oleh sesama belut. Jadi agar belut peliharaan tetap sehat, usahakan jangan kekurangan pakan dan kondisi kolam pemeliharaan airnya teteap mengalir.

Hama belut selain sebagai pemangsa, juga dapat sebagai pesaing dalam hal konsumsi pakan. Hama dan pemangsa yang bisa menyerbu kolam pemeliharaan belut antara lain :  Burung belibis, Bebebk / Itik, Berang – berang dll

Cara yang terbaik dan tepat dalam pengendalian hama dan pemangsa belut, yaitu dengan cara membuat kondisi kolam pemeliharaan rapih sesuai aturan dan sesuai dikontrol agar tidak menjadi sarang bagi hama pemangsa.

I.    Panen
Untuk memanen belut, diperlukan ketepatan waktu panen dan cara panen. Wadah penampungan juga perlu disiaokan untuk membawa belut hasil panen di lokasi penjualan. Belut siap dipanen untuk kebutuhan pasar local dari mulai penaburan benih minimal 3 bulan ( Sisitem dengan pembesaran ), sedangkan untuk kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan ( sisitem dengan pembesaran ).

J.    Paska Panen
Perlakuan paska panen yang perlu diperhatikan adalah membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan bila ada yang bocor. Hendaknya media pemeliharaan dapat digantikan dengan yang baru, supaya zat renik-renik makanan untuk belut tidak habis dan tumbuh banyak

K.    Pemasaran
Belut merupakan makanan konsumsi manusia. Untuk itu, belut dapat dipasarkan di pasar-pasar ikan dan pasar tradisional.     Saat ini di bandung masih mudah menjual belut. Jumlah permintaan saat ini masih sangat besar, di pasar Kosambi Bandung masih membutuhkan jumlah dari 100 Kg belut hidup perhari. Dipasar Ciroyom Bandung setiap harinya juga membutuhkan lebih dari 500 Kg belut hidup. Dengan harga eceran rata-rata Rp. 15.000,- sampai dengan Rp. 20.000 per Kg –nya. Untuk belut yang jumlah per Kg-nya sebnayak 20-30 ekor.

Sedangkan untuk pasar ekspor masih sangat kekurangan sekali, karena permintaan Negara Hongkong sebnanyak 8.000 Kg perhari baru dapat terpenuhi 3.000 Kg. Belum permintaan dari Negara lain seperti Jepang, Malaysia, Korea, Itali, Perancis, dan Belanda belum bisa terpenuhi.

L.    Pencatatan
Pencatatan adalah suatu kegiatan mencatat semua kegiatan pembudidayaan. Pencatatan memuat informasi, diantaranya : Tanggal memasukkan benih, jadwal pemberian pakan. Jadwal panen, data peoduksi dan lain – lain.


PEMBESARAN BELUT DI KOLAM

Persiapan Kolam
  1. Kolam dibuat ukuran minimal 25m2 ( 5 m X 5 m ) dengan kedalaman 1,2m
  2. Kolam diberi media pemeliharaan berupa tanah / Lumpur sawah, pupuk kandang, jerami padi, batang pisang, dll sesuai dengan pemakaiannya
  3. Setelah semua media dimasukkan kedalam kolam, diamkan media tersebut selama 2 minggu sebelum benih ditebarkan agar terjadi proses fermentasi
Penebaran Benih
Padat penebaran disesuikan dengan kapasitas optimal kolam, yaitu 1,5 Kg benih untuk 1 m2, jadi untuk 5 m x 5 m = 25 m2 dibutuhkan benih 25 X 1,5 = 38 Kg dibulatkan jadi 40 Kg

Pemeliharaan
  1. Lama pemeliharaan 3 – 6 bulan
  2. Pakan diberikan berupa cacing, ikan, anak katak hijau, belatung, dll, dengan perbandingan 5 % per hari dari jumlah benih yang ditebar ( Sebagai contoh 40 Kg benih perharinya membutuhkan pkan 40 Kg X 5 % = 2 Kg perhari )
  3. Pakan ditebarkan langsung atau ditanamkan dibawah media pemeliharaan
  4. Aliran air diusahakan tetap lancer
Pemanenan
  1. Pemanenan belut dilakukan jika bobotnya sudah memenuhi ukuran pasar ( 100 Gr -200 Gr per ekornya atau 1 Kg berjumlah 10 -20 ekor ), biasanya setelah 3 bulan ( pasar local ) dan 6 bulan ( pasar ekspor )
  2. Pemanenan dilakukan dengan bantuan bubu ( satu hari sebelum pemanenan total dengan pengeringan kolam )
JADWAL PEMBERIAN PAKAN BELUT

Pakan mulai dinerikan setelah benih belut masuk ke kolam pembesaran 3 hari, yaitu diberikan pada hari ke-4 dengan jumlah pemberian pakan sebagai berikut :


Hari Ke -

Persentasi Dari Jumlah Benih Yang di tebar

Jumlah Kg yang diberikan

Setiap hari (U/ 40 Kg benih )

Total Pemberian Pakan

04-33

5 %


2 Kg

60 Kg

34-47

7,5 %


3 Kg

42 Kg

48-61

10 %


4 Kg

56 Kg

62-75

12,5 %


5 Kg

70 Kg

76-89

15 %


6 Kg

84 Kg

90-96

17,5 %


7 Kg

49 Kg

97-103

20 %


8 Kg

56 Kg

104-110

22,5 %


9 Kg

63 Kg

111-117

25 %


10 Kg

70 Kg

118-124

27,5 %


11 Kg

77 Kg

125-131

30 %


12 Kg

84 Kg

132-138

32,5 %


13 Kg

91 Kg

139-145

35 %


14 Kg

98 Kg

146-152

37,5 %


15 Kg

105 Kg

153-159

37,5 %


15 Kg

105 Kg

160-166

37,5 %


15 Kg

105 Kg

167-173

37,5 %


15 Kg

105 Kg

174-180

37,5 %


15 Kg

105 Kg

Total

1.425 Kg

Baca selengkapnya.... »

Budidaya Tembakau

PENDAHULUAN
Tembakau adalah komoditi yang cukup banyak dibudidayakan petani. Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal PT. Natural Nusantara berusaha membantu meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( Aspek K-3 ).

SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman tembakau, curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Suhu udara yang cocok antara 21-32 derajat C, pH antara 5-6. Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase, ketinggian antara 200-3.000 m dpl.



PEMBIBITAN
  1. Jumlah benih + 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam.
  2. Biji utuh, tidak terserang penyakit dan tidak keriput
  3. Media semai = campuran tanah (50%) + pupuk kandang matang yang telah dicampur dengan Natural GLIO (50%). Dosis pupuk untuk setiap meter persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada polybag
  4. Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m sisi Timur dan 60 cm sisi Barat.
  5. Benih direndam dalam POC NASA 5 cc per gelas air hangat selama 1-2 jam lalu dikeringanginkan.
  6. Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain yang dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat disemaikan.
  7. Siram media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam 0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis.
  8. Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki) selama pembibitan berumur 30 dan 45 hari.
  9. Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari setelah semai.

PENGOLAHAN MEDIA TANAM
  1. Lahan disebari pupuk kandang dosis 10-20 ton/ha lalu dibajak dan dibiarkan + 1 minggu
  2. Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Jarak antar bedeng 90-100 cm dengan arah membujur antara timur dan barat.
  3. Lakukan pengapuran jika tanah masam
  4. Siram SUPERNASA dengan dosis : 10 - 15 botol/ha
  5. Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan
  6. Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan
  7. Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet dicampur pupuk kandang matang 25-50 kg secara merata ke bedengan

PEMBUATAN LUBANG TANAM
Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus rapat, sekitar 90 x 70 cm. Tembakau Madura ditanam dengan jarak 60 x 50 cm yang penanamannya dilakukan dalam dua baris tanaman setiap gulud. Jenis tembakau rakyat/rajangan umumnya ditanam dengan jarak tanam 90 x 90 cm dan penanamannya dilakukan satu baris tanaman setiap gulud, dan jarak antar gulud 90 cm atau 120 x 50 cm.

CARA PENANAMAN
Basahi dan sobek polibag lalu benamkan bibit sedalam leher akar. Waktu tanam pada pagi hari atau sore hari.

PENYULAMAN
Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu setelah tanam, bibit kurang baik dicabut dan diganti dengan bibit baru yang berumur sama.

PENYIANGAN
Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan yaitu setiap 3 minggu sekali.

PEMUPUKAN

Dosis tergantung jenis tanah dan varietas

Waktu Pemupukan

Dosis Pupuk Makro (kg/ha)

Urea/ZA

SP - 36

KCl

Saat Tanam

-

300

-

Umur 7 HST

300

-

150

Umur 28 HST

300

-

150

TOTAL

600

300

300

Ket : HST = hari setelah tanam

Penyemprotan POC NASA dosis 4-5 tutup / tangki atau lebih bagus POC NASA (3-4 tutup) dicampur HORMONIK (1-2 tutup) per tangki setiap 1- 2 minggu sekali.

PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
Pengairan diberikan 7 HST = 1-2 lt air/tanaman, umur 7-25 HST = 3-4 lt/tanaman, umur 25-30 HST = 4 lt/tanaman. Pada umur 45 HST = 5 lt/tanaman setiap 3 hari. Pada umur 65 HST penyiraman dihentikan, kecuali bila cuaca sangat kering.

PEMANGKASAN
Pangkas tunas ketiak daun dan bunga setiap 3 hari sekali
Pangkas pucuk tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun di bawah bunga

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

HAMA
a. Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) 
Gejala : berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari , semprot Natural VITURA

b. Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon )
Gejala : daun terserang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot PESTONA.

c. Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) 
Gejala: daun pucuk tanaman terserang berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun, semprot PESTONA.

d. Nematoda ( Meloydogyne sp. ) 
Gejala : bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati. Pengendalian: sanitasi kebun, pemberian GLIO diawal tanam, PESTONA

e. Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid, Natural BVR.

f. Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis).

Penyakit


a. Hangus batang ( damping off ) 
Penyebab : jamur Rhizoctonia solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar, pencegahan awal dengan Natural GLIO.

b. Lanas 
Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul bercak-bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian: cabut tanaman yang terserang dan bakar, semprotkan Natural GLIO.

c. Patik daun 
Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek. Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO.

d. Bercak coklat 
Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul bercak-bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan membakar tanaman yang terserang.

e. Busuk daun 
Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan. Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO.

f. Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM), Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimu (Cucumber Mozaic Virus). Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pengendalian: menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml ( ½ tutup) pertangki

PANEN DAN PASCA PENEN
Pemetikan daun tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah cukup umur dan telah berwarna hijau kekuning-kuningan.Untuk golongan tembakau cerutu maka pemungutan daun yang baik pada tingkat tepat masak/hampir masak hal tersebut di tandai dengan warna keabu-abuan. Sedangkan untuk golongan sigaret pada tingkat kemasakan tepat masak/masak sekali, apabila pasar menginginkan krosok yang halus maka pemetikan dilakukan tepat masak. Sedangkan bila menginginkan krosok yang kasar pemetikan diperpanjang 5-10 hari dari tingkat kemasakan tepat masak.
Daun dipetik mulai dari daun terbawah ke atas. Waktu yang baik untuk pemetikan adalah pada sore/pagi hari pada saat hari cerah. Pemetikan dapat dilakukan berselang 3-5 hari, dengan jumlah daun satu kali petik antara 2-4 helai tiap tanaman. Untuk setiap tanaman dapat dilakukan pemetikan sebanyak 5 kali.

Sortir daun berdasarkan kualitas warna daun yaitu:
a) Trash (apkiran): warna daun hitam
b) Slick (licin/mulus): warna daun kuning muda
c) Less slick (kurang liciin): warna daun kuning (seperti warna buah jeruk lemon)
d) More grany side ( sedikit kasar ) : warna daun antara kuning-oranye. 
Baca selengkapnya.... »

Jumat, 29 Maret 2013

TEKNIK BUDIDAYA KELINCI

Usaha ternak kelinci lebih menguntungkan di banding usaha sapi atau domba. Putaran uang lebih cepat, sayangnya banyak peternak gagal karena kurang memperhatikan dasar-dasar utama pemeliharaan. Berikut ini adalah tips singkat untuk mewujudkan ternak kelinci sukses.
Pakan yang baik

Pakan utama kelinci adalah Rumput, Sayuran dan Bijian.

Rumput timothy adalah pakan terbaik kelinci. Timothy adalah sejenis rumput lapangan yang pada bagian atasnya terdapat bbppl-kelinci 05.jpg“ekor kucing”.

Kadar serat rumput timothy cukup baik sehingga tidak menimbulkan masalah pencernakan. Rumput jenis lain, termasuk jerami juga bisa, namun harus dalam kondisi layu, terutama pada musim hujan rumput harus dijemur hingga kering.

Takaran rumput perhari, sebesar badan kelinci. Diberikan pada sore hari.

Sayuran sangat perlu buat kelinci untuk mempermudah pencernakan dan mengurangi kadar serat berlebihan. Berikan 3-7 lembar perhari sayuran layu pada siang hari sebagai makanan siang. Sayuran yang baik adalah sosin/ceisim (sayuran untuk mie ayam) dan wortel. Sedangkan kangkung dan kubis usahakan tidak diberikan karena kadar airnya berlebihan dan mengakibatkan air kencing bau pesing .

Bijian, jagung muda, ketela pohon atau ubi jalar bisa diberikan pada malam hari di bbppl-kelinci 04.jpgatas jam 10 malam, atau bisa juga diberikan pada pagi siang hari. Pelet kelinci dengan kadar serat standar sangat baik sebagai makanan pagi karena mengandung bijian dan serat. Jika tidak bisa mendapatkan pelet kelinci maka bisa menggunakan pellet unggas dengan syarat hati-hati.

Pellet unggas memiliki komponen non-serat karena terbuat dari jagung dan remukan ikan/tulang. Karena itu dalam sehari tidak cukup hanya diberi pellet unggas, melainkan harus ada unsur serat dari rumput. Hati-hati menggunakan pellet unggas. Pellet kadaluwarsa bisa mengakibatkan diare. Sekiranya pellet unggas tidak cocok segera tarik dan ganti dengan jenis lain. Jangan asal membeli pellet murah daripada kelinci mati.

Seandainya pellet sulit, bisa diganti dengan bekatul/dedak. Pakan ini bisa dicampur dengan air, namun jangan sampai membusuk. Usahakan dalam waktu kurang dari tiga jam habis dan bersihkan. Di atas tiga jam bisa mengakibatkan kelinci diare.

Buah-buahan adalah pakan yang diperbolehkan namun hanya sedikit karena dalam buah terdapat kadar gula yang bisa mengakibatkan metabolisme perut kelinci tidak beres. Satu ekor kelinci tidak boleh lebih memakan lebih dari 1 kulit pisang dalam sehari.

Minuman. Orang bilang kelinci tidak butuh minum karena kadar air dalam rumput mencapai 70%. Ini adalah logika ngawur. Semua makhluk hidup tidak sekadar butuh air, tapi juga butuh minum.

Manusia juga tidak cukup makan sayur dan kuah. Air minum tetap wajib diberikan untuk menggerus pencernakan dan menghindari dehidrasi. Kebutuhan tiap hari cukup setengah gelas. Jauhkan air minum dari kotoran. Usahakan memakai botol khusus supaya tidak perlu mengganti setiap hari. Kelinci yang jarang minum akan stres dan pertumbuhannya tidak baik serta gampang mati ketika terserang penyakit.

Perut: Kelinci hewan berusus satu. Wajar jika disebut hewan “tidak beres pencernaan”. Saat perut sakit, kelinci tidak bisa muntah sehingga satu jalur pakanan (ususnya) terkena beban berat. Akibatnya, kembung, diare dan mencret menjadi problem utama kelinci.

Ciri-ciri kelinci sakit: mata sayu, lesu, tidak tertarik makan, dan tahinya cair, atau lengket berwarna coklat/hijau jelly. Kelinci sehat tahinya berwarna hitam kering. Solusi: tarik rumput, sayuran dan minuman ganti dengan pellet dan rumput kering timothy. Berikan juga daun papaya kering getah, pupus pohon pisang dan/atau daun bambu muda untuk menetralkan cairan dalam perut.

Kelinci mencret juga harus dipisah dari kelinci lain karena jika tahinya berceceran di rumput bisa dimakan kelinci lain dan menularkan penyakit dalam.

Penyakit scabies (penyakit kulit). Faktor utama adalah karena kandang jorok. Setiap hari kandang wajib dibersihkan, kotoran tidak boleh menumpuk, rumput sisa harus dibuang. Semprot vaksin minimal sebulan sekali. Kelinci scabies harus dikarantina supaya tidak menular ke kelinci lain.

Berikan perawatan yang terbaik dengan kadar gizi yang baik, seperti wortel untuk mempercepat pergantian kulit ari. Suntik dengan obat khusus hewan serta oleskan obat kulit salep (pinicilin) setiap hari.
Scabies butuh waktu penyembuhan antara 3-7 minggu, bahkan bisa lebih. Setelah sembuh (dengan ciri-ciri kembalinya bbppl-kelinci 06.jpgbulu sampai normal, kelinci boleh kembali ke kandang asal.

Kandang: ukuran kandang minimal 40×50 cm untuk ukuran kelinci rata-rata. Kandang kelinci jenis besar seperti Satin, Flam, New Zealand sebaiknya 50×70 atau lebih besar lagi. Kandang bisa terbuat dari bambu kuat (tidak berbubuk). Kandang besi dan kawat sangat baik karena penyakit tidak mudah menular.
Kandang jangan sampai berlubang sehingga tikus tidak bisa masuk. Kelinci sangat takut dengan tikus karena tikus sering menyerang anak-anak kelinci, bahkan memakan bayi kelinci. Selain aman dari tikus kandang juga tidak boleh kemasukan angin besar, terutama angin malam.

Kelinci butuh cahaya terang selama 17 jam sehari. Berikan lampu penerangan secukupnya di malam hari. Kebersihan kandang harus terjaga. Tempat pakan dicuci dan kering.

Perkawinan dan Kehamilan

Masa puber kelinci jantan umur 3 bulan dan bisa membuahi pada usia 5 bulan. Sedangkan masa puber kelinci betina pada usia 5 bulan dan bisa hamil pada usia 5,5 bulan ke atas.

Cara kawin. Bawa betina ke kandang jantan. Masukkan dan biarkan bercumbu. Biasanya pejantan akan menciumi bagian muka dan kelamin betina. Betina yang cenderung lari-lari biasanya mudah kawin bbppl-kelinci 02.jpgdibanding yang tengkurap tanpa gairah.

Tunggu sekitar 2-4 menit sampai betina nungging memberikan kelaminnya kepada pejantan. Dalam waktu sekitar 30-40 detik pejantan akan terkulai lepas. Satu menit kemudian ambil betina, istirahatkan dan berikan makan. Sepuluh hingga lima belas menit kemudian kembali betina ke kandang pejantan, ulang lagi hingga tiga kali. Jika pada ketiga kali betina tidak minat kawin lagi tidak masalah. Dua kali cukup.

Kawin sekali bisa melahirkan antara 2-4 ekor anak. Sedangkan jika kawin 2-3 kali biasanya mampu melahirkan 4-8, bahkan 10 anak, tergantung kondisi produktivitas sang betina.

Ciri-ciri kelinci jantan maupun betina hendak kawin bisa dilihat pada bagian kelaminnya. Jika merah, tanda sudah pingin kawin. Bisa juga dengan melihat tingkahnya, seperti pantatnya ngesot dip agar kandang, atau menggesek-gesek dagunya. Atau bisa juga melihat dengan memegang bagian pantat. Jika saat kelinci dipegang langsung nungging itulah tanda kepingin kawin.

Kelinci hamil sangat butuh perhatian. Sebagaimana manusia hamil, kelinci butuh pasokan gizi baik dan pakan stabil. Lapar dan kurang minum saat hamil membuat stres sang induk. Wortel setiap hari 1 batang cukup untuk memasok gizi. Masa hamil kelinci antara 29-33 hari.

Minggu pertama biasanya gelisah ketika janin tumbuh. Berikan perhatian pakan yang cukup dan belaian khusus untuk menghindari stres. Pada usia kehamilan 17 hari, kandungan mulai membesar. Sang induk semakin butuh banyak makan. Pagi, siang, sore dan malam harus tersedia makanan.

Memasuki usia kandungan 25 hari kelinci nampak gelisah karena menjelang kelahiran. Ciri-ciri hendak melahirkan adalah sang induk mengorek-ngorek kandang dengan kuku kaki depannya. Ini adalah karakteristik kelinci yang ingin menggali lubang di tanah. Sediakan kotak dan jerami kering supaya induk merasa ada jaminan tempat melahirkan.

Sebelum melahirkan biasanya kelinci mencabuti bulunya untuk tempat tidur sang anak. Kehamilan pertama dan kedua biasanya sang induk agak gugup, namun sebagian ada yang langsung tanggap. Jerami untuk induk baru sangat penting karena biasanya ia akan telat mencabuti bulunya. Kotak harus bersih, tidak basah dan jangan sampai muncul hewan kutu (atau uget-uget).

Saat hendak dan sesudah melahirkan jangan sering dilihat, kecuali oleh Anda yang sudah terbiasa merawat. Kelinci merasa ketakukan anaknya diganggu orang jika dilihat terus-menerus.

Berikan sayuran atau rumput serta minuman saat menjelang kelahiran sebab setelah melahirkan kelinci sangat capek, dehidrasi dan butuh makanan yang banyak. Telat memberi makanan saat kelahiran adalah penyiksaan.

Kenapa kelinci kanibal? Dua kemungkinan utama. 1) Stres karena pasokan pakan sehat sejak minggu pertama hingga minggu ke empat kurang terjamin sehingga dirinya merasa tersiksa dengan kehadiran anak-anaknya. 2) Takut terhadap bahaya seperti ancaman tikus, anjing, kucing dll.

Pasca kelahiran

Kelinci lahir hanya mengandalkan makan dari air susu induknya (ASI). Biasanya induk menyusui pada jam-jam tertentu bbppl-kelinci 03.jpgpada subuh atau malam hari. Anak kelinci wajib mendapat pasokan ASI hingga usia 35 hari. Di bawah itu anak tidak sehat dan gampang mati. Berdosa jika kita memisahkan anak kelinci dari induknya sebelum usia 35 hari.

Pemisahan anak dari induk minimal 35 hari. Dimulai sapih pada usia 32 hari dengan cara memisahkan pada siang hari dan mengembalikan pada sore hari. Jika belum hendak dijual atau alasan lain, anak kelinci bisa terus menyatu dengan induknya hingga umur 45 hari.

Anak kelinci akan belajar makan rumput pada umur 14 hari dan mulai banyak makan diusia 26 hari. Wortel atau ubi kayu sangat bagus diberikan pada umur 14 hari supaya gigi-gigi kelinci mulai tertata baik.

Perlu diketahui, kelinci memiliki pertumbuhan gigi yang terus menerus sehingga butuh menggerat untuk mencegah pertumbuhan. Berikan bata merah di kandang, terutama kandang pejantan yang gemar menggerat.
Baca selengkapnya.... »

Kamis, 28 Maret 2013

VIREXI


Natural VIREXI merupakan produk pengendali hama ulat grayak dari PT. Natural Nusantara. Natural VIREXI efektifitas sangat tinggi terhadap ulat grayak ( Spodoptera lexigua ), tidak mengganggu musuh alami lain, mudah menyebar, aman bagi manusia, hewan dan lingkungan, serta mendukung pertanian berkelanjutan.Sasarannya spesifik/khusus Ulat grayak (ulat tentara) Spodoptera exigua pada tanaman Bawang Merah, Bawang Daun, dan Bawang putih.

CIRI ULAT GRAYAK :
  1. Ulat muda berwarna hijau
  2. Ulat dewasa (S. exigua hijau tua dan S. litura coklat kehitaman)
  3. Terdapat garis hitam melingkar pada ruas perut pertama (S.exigua samar dan S. litura jelas)
  4. Terdapat garis kuning / putih memanjang sepanjang tubuh
  5. Terdapat bulatan/bulan sabit hitam pada bagian kiri dan kanan perut sepanjang tubuh
MENGAPA VIREXI
  1. Efektifitas sangat tinggi terhadap ulat grayak ( Spodoptera lexigua )
  2. Tidak mengganggu musuh alami lain
  3. Mudah menyebar
  4. Aman bagi manusia, hewan dan lingkungan
  5. Mendukung pertanian berkelanjutan
SASARAN
Spesifik/khusus Ulat grayak (ulat tentara) Spodoptera exigua pada tanaman Bawang Merah, Bawang Daun, dan Bawang putih.

PETUNJUK PENGGUNAAN
  1. Bersihkan tangki semprot dari pestisida kimia
  2. Larutkan 1 sachet (bungkus) VIREXI dalam 15 liter air, aduk sampai merata dan masukkan dalam tangki semprot.
  3. Semprotkan pada seluruh bagian tanaman
  4. Penyemprotan sebaiknya sore hari
  5. Untuk pemeliharaan tanaman semprotkan setiap seminggu sekali
PERINGATAN
  1. Jangan dicampur dengan pestisida
  2. Simpan ditempat yang sejuk ( suhu 250 - 300 C ) dan terlindung dari sinar matahari langsung
Baca selengkapnya.... »

BETERNAK SAPI PERAH

BETERNAK SAPI PERAH
I. Pendahuluan
        Peternakan sapi perah di Indonesia sebagian besar masih berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya sekitar 1,24% dan semakin meningkatnya daya beli dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi susu sebagai minuman tinggi gizi/nutrisi untuk menunjang pertumbuhan dan kesehatan manusia dengan segala umur. Kebutuhan susu olahan di Indonesia sebesar 5 kg/kapita/tahun, tetapi baru terpenuhi dari dalam negeri sekitar 32%, sisanya 68% harus diimpor dari luar negeri. PT. NATURAL NUSANTARA  dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) berupaya menbantu budidaya sapi perah dengan sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas susu sapi perah.

II. Potensi Usaha Peternakan Sapi Perah
Peternakan sapi perah merupakan usaha yang prospektif/menguntungkan. Sapi perah secara umum dapat menghasilkan susu sebanyak 4.500 liter per tahun. Dimana harga susu sapi perah cenderung lebih stabil dari tahun ke tahun. Peternak sapi perah bisa memperoleh hasil dalam dua minggu atau sebulan sekali dan berlangsung secara tetap sepanjang tahun.

III. Jenis-jenis Sapi Perah
A.    Friesh Holland, Guernsey
B.     Brown Swiss
C.     Milking Shorthorn
D.    Jersey

IV. Pemilihan bibit
Bibit bakalan sapi perah yang baik adalah sebagai berikut
1.      Berasal dari induk yang produktivitasnya tinggi dan pejantan yang unggul.
2.      Bentuk ambingnya baik, yaitu ambing yang besar, pertautan antar otot kuat dan memanjang sedikit ke depan, serta puting tidak lebih dari empat.
3.      Umur bibit sapi betina yang ideal adalah 1,5 tahun dengan bobot badan 300 kg. Sedang untuk pejantan berumur 2 tahun dengan berat 350 kg. 
4.      Sosok bibit sapi perah harus proporsional, tidak kurus dan tidak terlalu gemuk, bulu mengilat, kaki berdiri tegak, jarak kaki kanan dengan kaki kiri cukup lebar.
   
V. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkandangan
      Kandang seekor sapi masa produksi membutuhkan lahan seluas 380 x 140 m = 5,32 m2. Luas lahan ini sudah termasuk selokan, jarak kandang dan tempat pakan. Kandang sapi dara siap bunting sampai bunting membutuhkan lahan 12 x 20 m = 240m2 untuk 10 ekor, dalam hal ini sapi-sapi dilepas secara berkelompok. Kandang pedet (anak sapi) butuh lahan seluas 150 x 120 cm = 1,8 m2.
Persyaratan umum kandang : 1) kandang untuk Sapi perah FH dan sapi perah dari eropa, bersuhu 15-210C, sapi peranakan FH bisa hidup di dataran rendah; 2) Air dan pakan hijauan harus tersedia; 3) Sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup sehingga kandang tidak lembap; 4) Lantai kandang selalu kering; 5) Tempat pakan yang lebar, 6) Air harus tersedia selalu sepanjang hari
4.2 Pakan
      Pakan sapi laktasi (sapi yang sedang produksi) diperlukan untuk hidup pokok dan produksi susu. Jika jumlah dan mutu pakan yang diberikan kurang, hasil susunya tidak akan maksimal. Agar lebih praktis, pemberian konsentrat adalah 50% dari jumlah yang dihasilkan (Rasio 1:2). Misalnya, seekor sapi perah menghasilkan susu 15 liter dalam satu hari, pakan konsentrat yang harus diberikan sebanyak 7,5 kg per hari. Konsentrat lebih berpengaruh terhadap kadar berat jenis susu dan produksi. Pemberian rumput tetap berpatokan 10% dari bobot hidup. Kualitas rumput atau hijauan akan mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan, terutama kadar lemaknya. Hijauan yang dapat diberikan untuk sapi perah yaitu : 1) limbah pertanian, seperti : daun jagung, daun kacang tanah, jerami padi, legume (daun lamtoro, daun turi); 2) Rumput lapangan; 3) Rumput hasil budidaya, seperti rumput gajah dan rumput raja. Khusus legume dan aneka hijauan sebelum diberi pada ternak sebaiknya dilayukan terlebih dahulu 2-3 jam dibawah terik matahari untuk menghilangkan racun yang ada dalam hijauan tersebut.
      Selain pakan hijauan, dapat juga ditambah dengan pakan padat /konsentrat. Jenis yang dapat digunakan adalah bekatul, ampas tahu, ketela pohon (dicacah dahulu). Jenis pakan tersebut mudah dan murah dibeli dengan sumbangan yang cukup lumayan untuk kebutuhan nutrisinya. Kebutuhan setiap ekor kira-kira 7,5 kg per hari dengan komposisi 40% berkatul 40% ampas tahu dan 20% jagung giling  atau ketela pohon.
       Teknik pemberian konsentrat disarankan jangan bersamaan dengan hijauan,  karena pakan ini mempunyai daya cerna dan kandungan nutrisi yang berbeda dengan hijauan.
Contoh Pola Pemberian Pakan
            Pakan
Waktu
Hijauan
Konsentrat
Pagi
(±Pukul 08.00)
Rumput , Legume
Bekatul, ampas tahu, Ampas Singkong
Sore
(±Pukul 15.00)
Rumput , Legume
Bekatul, ampas tahu, Ampas singkong
      Sementara itu, pemberian air sangat penting untuk produksi susu. Jumlah air yang diberikan tergantung dari produksi susu yang dihasilkan. Perbandingannya 1:4. Jadi air minum yang diberikan untuk menghasilkan 1 liter susu sebanyak 4 liter.
Selain pemberian rumput dan konsentrat, masih dibutuhkan pakan pelengkap yang mengandung gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada hijauan dan konsentrat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi susu.  Sehingga tujuan atau target dari budidaya sapi perah yaitu memiliki ternak dengan produksi susu tinggi berkualitas dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan pelengkap maka PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus. Produk ini menggunakan teknologi asam amino dan mineral yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi perah, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
       VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
·   Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
·   Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh kambing/domba dari serangan penyakit.
·   Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K,  Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme  dalam tubuh.
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat dengan dosis : ±10  cc atau 1 tutup botol VITERNA /ekor/hari. Penambahan VITERNA Plus tersebut dicampurkan pada komboran atau pakan basah, sehari 2 kali, yaitu pagi dan sore.

VI. Pengendalian Penyakit
      Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan sapi perah adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
·   Lahan yang digunakan untuk memelihara sapi perah harus bebas dari penyakit menular.
·   Kandang sapi perah harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila digunakan kandang bekas sapi yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat.
·   Sapi yang baru masuk sebaiknya dimasukkan  ke kandang karantina dulu dengan perlakuan khusus. Ternak yang diduga bulunya membawa penyakit sebaiknya dimandikan dan digosok dengan larutan sabun karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi kutu, sapi dapat juga dimandikan larutan Asuntol  berkonsentrasi 3-6 gram/3 liter air.
·   Kandang dan lingkungan tidak boleh lembab dan bebas dari genangan air. Kelembaban yang tinggi dan genangan air mengakibatkan perkembangan nyamuk atau hewan sejenis yang menggigit dan menghisap darak ternak.
·   Dilakukan vaksinasi secara teratur. Vaksinasi bertujuan untuk mencegah terjangkitnya penyakit oleh Virus.

Beberapa penyakit yang dapat menyerang Sapi perah adalah: 1) Penyakit parasit (kudis, kutu, cacingan); 2) Penyakit Bakterial (mastitis, Antarks, Cacar mulut, Busuk Kuku); 3) Penyakit Virus (Orf); 4) Penyakit lain (Keracunan sianida, Kembung Perut, Keguguran). Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak.
Baca selengkapnya.... »

Selasa, 26 Maret 2013

Menanam Padi di Lahan Pasir

HASIL RISET 9 TAHUN

MENANAM padi rajalele di lahan pasir? 

Kelihatannya mustahil. Tetapi, ini bisa dilakukan oleh Soemarno
Insinyur Teknik Sipil UII ini menanam padi dengan media pasir. Dan itu sudah dikerjakan di area 500 meter persegi di kawasan Pantai Pandansimo Bantul. Ternyata hasilnya di luar dugaan. Beras jenis rajalele itu hingga sekarang sudah dipanen berkali-kali. Bukan hanya padi yang ditanam di kawasan tersebut. Tapi ada 17 jenis tanaman lain yang dibudidayakan. Termasuk kurma.
Budidaya padi di lahan pesisir ini sudah melalui riset selama 9 tahun dan hasilnya menakjubkan. Sayangnya, penelitian ini tidak banyak diketahui. Padahal ini merupakan salah satu alternatif yang bisa dimanfaatkan masyarakat petani, terutama yang tertarik menggarap lahan pesisir. Sekaligus ini bisa jadi objek wisata lain di kawasan pantai.

Untuk menanam padi dengan media pasir, menurut Soemarno, caranya mudah dan tidak perlu dicampur tanah. Tapi cukup dengan penambahan pupuk khusus untuk lahan pasir. Lahan yang akan digarap terlebih dahulu digali sedalam 30 cm. Kemudian diberi alas plastik agar kebutuhan air bagi tanaman padi tercukupi. Sedangkan untuk pengairan mengunakan pralon.
Selanjutnya pasir diolah dengan menambahkan pupuk dasar yang terdiri dari pupuk soil treatment untuk memperbaiki struktur tanah, pupuk organik dan Zat Perangsang Tumbuh (ZPT). Untuk 1 hektar lahan dibutuhkan 50 Kg pupuk dasar. Setelah itu pasir direndam selama 1 minggu dan siap digunakan sebagai media tanam.
Berbeda dengan menanam padi di sawah pada umumnya, budidaya padi di lahan pasir ini tidak perlu dicangkul maupun di-luku. Meski demikian, padi yang dihasilkan tidak kalah kualitasnya. 
Berdasarkan ujicoba di Pandansimo, produktivitasnya minimal mencapai 7 ton per hektar. Dengan masa tanam selama 4,5 bulan. Padahal rekomendasi dari Departemen Pertanian, produktivitas padi rajalele yang ditanam di Delanggu hanya 3 ton per hektar.
”Lahan pasir untuk tanaman padi rajalele ini suatu fenomena. Karena di lahan seluas 3 hektar itu ada 17 komoditas yang sudah selesai kami teliti,” kata Direktur Indmira Citra Tani Nusantara Ir Soemarno (alm)   di kantornya sekaligus laboratorium di Jalan Kaliurang Km 16,3 Selasa (10/6) lalu. 
Kecuali tanaman padi, ada juga jenis kacang-kacangan, bawang merah, pisang, kelapa sawit, jambu mete, kurma, jeruk sunkist, sawo juga kelengkeng. ”Kami selaku lembaga riset and development tugas kami  melakuan riset by riset. Biar yang menanam nanti masyarakat. Yang kami santunkan untuk masyarakat adalah teknologinya dan manajemen produksi,” tandasnya. Tapi sejauh ini, belum ada petani yang mengembangkan budidaya padi di lahan pasir. Karena itu, apabila ada petani yang berminat mengembangkan hasil penelitian ini, Soemarno siap memberikan pendampingan.
Pengembangan tanaman padi di lahan pasir ini tentu bukannya tanpa kendala. Karena terletak di pinggiran pantai, kendalanya adalah  angin laut yang selalu mengandung uap garam  dan panas terik yang luar biasa. Juga pasir yang pernah direndam air laut selama jutaan tahun sebelumnya. ”Itu yang menjadi kendala teknologi,” ujarnya. Untuk itu perlu menggunakan wind barrier (tanaman cemara laut sebagai pelindung tanaman dari angin dan badai garam).
Hasil penelitian ini rupanya juga menarik perhatian dari berbagai pihak. Tidak terkecuali Menteri Pertanian yang melakukan peninjauan secara langsung di lahan pasir Pantai Pandansimo. Begitu juga masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.
Soemarno berikut tim penelitinya tentu bangga karena lahan pesisir yang semula gersang sekarang menjadi hutan. Riset yang dilakukan selama 9 tahun itu akhirnya membuahkan hasil. Bukan hanya dari orientasi produksi tapi juga perbaikan ekosistem. Dengan demikian, ini juga bisa dimanfaatkan untuk menambah daya tarik wisata studi.
Lahan yang digunakan untuk media penelitian itu, menurut Soemarno, disewa sejak tahun 1999 hingga 2011 mendatang. Ke depan, lahan itu akan diserahkan ke Pemerintah Daerah. Sebagai tambahan pengunaan pupuk yang digunakan beliau adalah hasil penemuannya dengan merek dagang NASA (Natural Nusantara)
Baca selengkapnya.... »