Selasa, 31 Desember 2013

PANEN SEMANGKA SUPER, RATA-RATA 15 KG


Boleh percaya boleh tidak,panen buah semangka di Purworejo tidak pernah melebihi 10 kg sebelum ini,bahkan jika ada yang lebih dari 10 kg malah menimbulkan ketakutan bagi petaninya.”Disini kepercayaan terhadap hal gaib sangat kental,kalau ada semangka berbuah lebih dari 10 kg,apalagi sampai 15 kg,petani malah ketakutan,tidak berani panen.Karena kepercayaan dari nenek moyang,daerah sini tidak mungkin panen sebagus itu,jika kok ternyata ada panen sebesar itu,ada pemikiran pasti diinginkan ratu kidul,jadi tidak berani dipanen.Kami hanya ambil yang kecil-kecil,yang besarnya lebih dari 10 kg kami bersihkan,kami bungkus dengan kain kafan,diberi doa,lalu dikubur,”demikian penjelasan Bpk Turasman.

“Saya pun kemarin juga begitu pak,melihat semangka saya besar-besar,awalnya saya sedih.Tapi setelah dijelaskan bahwa pertumbuhan yang cepat dan buah yang lebih besar ini faktor penggunaan Produk NASA,baru saya bisa bernafas lega.Tradisi tetap saya penuhi,semangka yang paling besar tetap saya kubur,tapi sisanya saya jual.Kemarin saya mengubur semangka yang beratnya sekitar 17 kg pak,”ujar Pak Turasman.

Memang sebelumnya rata-rata tanaman semangka di daerah Purworejo bagian selatan tidak begitu bagus.Setelah semangka 1pakai Produk NASA ternyata bisa lebih bagus.Hal ini secara ilmiah bisa dijelaskan karena faktor kandungan unsur hara lengkap yang ada di Produk NASA dan kandungan hormon perangsang tumbuh seperti auksin,sitokinin dan giberelin.

Cara aplikasi Produk NASA yakni POP SUPERNASA 1 sdm + 10 liter air disiramkan secara merata,POC NASA disemprotkan 3 tutup/tangki dicampur dengan HORMONIK 1 tutup/tangki.Sampai panen ini telah menghabiskan 8 botol POC NASA,4 botol HORMONIK,14 POP SUPERNASA.

Menurut Pak Turasman,berat semangka yang pakai Produk NASA jauh lebih berat daripada yang tidak pakai.Panjang buah mencapai 31 cm,berat buah 15 kg bahkan ada yang 17 kg,biasanya berat hanya 4-6 kg.Rata-rata berat 13 kg.Selain itu daun semangka yang pakai Produk NASA tetap bertahan hijau dan segar,sementara yang lainnya sudah mengering dan coklat.

semangka turasman1“Mudah-mudahan Produk NASA bisa berguna untuk membuka mata petani di daerah saya,bahwa sebenarnya kalau bercocok tanam dengan benar dan modern,hasil bisa lebih bagus,tidak sekedar hanya pasrah dan mengandalkan pola budidaya tradisional, ujar Pak Turasman menutup perbincangan.
Baca selengkapnya.... »

Peranan Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit

Peranan Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit

Dalam budidaya setiap tanaman tentu tidak terlepas dengan muara yang dikenal dengan profit atau keuntungan. Untuk dapat mencapai muara keuntungan tersebut tidak terlepas dari berbagai hal dan prosedur sesuai kaidah budidaya jenis tanaman yang diusahakan. Dalam budidaya suatu tanaman yang tidak kalah penting peranannya adalah bagaimana menyediakan unsur hara tanaman dalam keadaan tersedia dan berimbang, sehingga tidak menimbulkan effek negatif bagi usaha pembudidayaan. 
Pada kesempatan ini mencoba sedikit memaparkan Peranan Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit yang dampak dan pengaruhnya sangat besar bagi pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman. Hal ini penting untuk dipahami karena berkontribusi besar terhadap profit yang akan diperoleh. Semoga pemaparan secara singkat, praktis dan umum ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja.

Nitrogen
  1.  Unsur Nitrogen mempunyai peranan terhadap penyusunan protein, klorofil dan fotosintesa. Jumlah unsur ini harus seimbang di dalam tanaman, kelebihan atau kekurangan unsur ini akan memberi effek negatif terhadap tanman.
  2. Kekurangan unsur Nitrogen pada tanaman akan menyebabkan daun berwarna kuning pucat sehingga akan menghambat pertumbuhan.
  3. Kelebihan unsur Nitrogen menyebabkan daun lemah dan rentan terhadap penyakit/hama, White Stripe dan berpengaruh terhadap berkurangnya buah jadi.
  4. Defisiensi Nitrogen disebabkan terhambatnya mineralisasi Nitrogen, diantaranya dapat diakibatkan karena aplikasi bahan organik dengan C/N tinggi, aplikasi pemupukan yang tidak efektif dan tidak tepat, akar yang tidak berkembang, gulma.
  5. Tindakan antisipasi dengan prosedur dan pola aplikasi secara merata di piringan, aplikasi sebaiknya dilakukan pada kondisi tanah lembab, penambahan Urea, dan pendalian gulma.
Phospor
  1. Unsur Phospor memiliki peranan terhadap penyusunan ADP/ATP, merangsang perkembangan akar, memperkuat batang tanaman dan memperbaiki mutu buah. Kekurangan unsur Phospor menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan batang meruncing.
  2. Indikasi kekurangan unsur Phospor diantaranya dapat dilihat pada lingkungan sekitar seperti daun alang-alang berwarna ungu, LCC sulit tumbuh, bintil akar sedikit.
  3. Penyebab defisiensi unsur Phospor diantaranya kandungan unsur Phospor tanah rendah (< 15 ppm), kurangnya pemupukan Phospor,  kemasaman tanah tinggi, dan hilangnya top soil akibat erosi.
  4. Antisipasi dengan melakukan aplikasi Phospor di daerah seputaran  pinggir piringan/gawangan, perbaiki tingkat kemasaman tanah, desain lahan yang mengacu untuk mereduce terjadinya erosi yang akan menghilangkan top soil tanah.
Kalium
  1. Unsur Kalium memiliki peranan pada aktifitas stomata, enzim dan sintesa minyak. Berkontribusi besar pada peningkatan daya tahan tanaman terhadap penyakit, dan jumlah tandan serta besar kecilnya  ukuran tandan.
  2. Kelebihan dan kekurangan unsur Kalium masing-masing memberi effek negatif terhadap tanaman.
  3. Kekurangan unsur Kalium menyebabkan bercak kuning/transparan, white stripe, daun tua menjadi kering dan mati. Kekurangan unsur ini dapat menyebabkan atau berasosiasi munculnya penyakit seperti ganoderma.
  4. Kelebihan unsur Kalium bereffek negatif karena dapat menyebabkan rasio minyak terhadap tandan menjadi turun.
  5. Penyebab kekurangan unsur Kalium antara lain unsur Kalium yang terdapat di dalam tanah rendah, kemasaman tanah tinggi dengan kemampuan tukar kation rendah, aplikasi pemupukan unsur Kalium kurang atau tidak seimbang.
  6. Antisipasi dapat dilakukan dengan jalan pengaplikasian unsur Kalium  yang cukup dan berimbang pada daerah seputar piringan tanaman, pengaplikasian tandan kelapa sawit, perbaiki tingkat kemampuan tukar kation tanah.
Magnesium (Mg) 
  1. Unsur Mg berpengaruh sebagai penyusun klorofil, berperanan dalam respirasi tanaman, dan pengaktifan enzim.
  2. Kelebihan dan kekurangan unsur Mg masing-masing membawa effek negatif terhadap tanaman, baik langsung ataupun tidak langsung.
  3. Kekurangan unsur Mg menyebabkan daun yang tua berwarna hijau kekuningan pada sisi yang terkena sinar matahari, selanjutnya akan kuning kecoklatan lalu kering.
  4. Penyebab defisiensi unsur Mg antara lain rendahnya kandungan unsur Mg di dalam tanah, pengaplikasian Mg yang kurang dan tidak berimbang, keberadaan unsur Mg dengan kation lain dalam keadaan tidak seimbang, lahan tempat tumbuh bertekstur pasir dengan top soil tipis, dan CH yang sangat berlebihan (>3,500 mm/th).
  5. Antisipasi dengan melakukan aplikasi tandan kelapa sawit, gunakan Dolomit jika kemasaman tinggi, aplikasi pemupukan dengan ditabur pada pinggir piringan, dan menjaga rasio Ca/Mg dan Mg/K tanah agar tidak melebihi 5 dan 1.2 .
Tembaga (Cu)
  1. Unsur Cu memiliki peranan pada pembentukan klorofil, serta berfungsi sebagai katalisator proses fisiologis tanaman.
  2. Kelebihan dan kekurangan unsur Tembaga masing-masing memiliki effek negatif terhadap tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  3. Kekurangan unsur Cu dapat menyebabkan Mid Crown Clorosis (MCC) atau Peat Yellow. Jaringan klorosis berwarna hijau pucat sampai  kekuningan, muncul di tengah anak daun muda. Bercak kuning ini akan berkembang diantara jaringan klorosis, daun pendek, kuning pucat kemudian mati.
  4. Penyebab defisiensi unsur Cu antara lain rendahnya kandungan unsur Cu di dalam tanah seperti tanah gambut atau pasir, aplikasi Mg yang berlebihan sehingga kandungan Mg tinggi, aplikasi unsur N dan P tanpa K yang cukup dan berimbang.
  5. Antisipasi dengan jalan memperbaiki rendahnya kandungan unsur K dalam tanah, aplikasi penyemprotan tajuk dengan 200 ppm Cu SO4.
Boron
  1. Unsur Boron berpengaruh pada meristimatik tanaman, sintesa gula, karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein.
  2. Kekurangan unsur Boron dapat menyebabkan ujung daun menjadi tidak normal, rapuh, berwarna hijau gelap, daun yang baru tumbuh memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat merata.
  3. Penyebab defisiensi unsur Boron antara lain rendahnya kandungan unsur Boron dalam tanah, tingginya kandungan unsur N, K dan Ca akibat aplikasi yang berlebihan dan tidak berimbang.
  4. Antisipasi dengan melakukan aplikasi unsur Boron dengan jumlah sekitar  0,1 - 0,2 kg/pohon/tahun pada pangkal batang.

Jumlah Unsur Hara Yang Diserap Oleh Tanaman Kelapa Sawit Dari Dalam Tanah per Ha/tahun.

Komponen
Jumlah unsur Hara ( kg/ha/tahun )
N
P
K
Mg
Ca
Pertumbuhan Vegetatif
40,9
3,1
55,7
11,5
13,8
Pelepah Daun yang ditunas
67,2
8,9
86,2
22,4
61,6
Produksi TBS (25 ton/ha)
73,2
11,6
93,4
20,8
19,5
Bunga Jantan
11,2
24
16,1
6,6
4,4
Jumlah
192,5
47,6
251,4
61,3
99,3
Sumber : Siahaan et.al (1990)


Jumlah Unsur Hara Yang Dibutuhkan Oleh Tanaman Kelapa Sawit Dari Dalam Tanah per Ha/tahun.
Komponen
Jumlah unsur Hara ( kg/ha/tahun )
Urea
SP-36
KCl
Kieserite
Dolomit
Pertumbuhan Vegetatif
88,9
19,7
354
70,7
86,8
Pelepah Daun yang ditunas
146,1
56,6
548
137,7
169
Produksi TBS (25 ton/ha)
159,1
73,8
594
127,9
156,9
Bunga Jantan
24,4
152,7
102
40,6
49,8
Jumlah
418,5
302,8
1.599
376,9
462,5
Sumber :  Siahaan et.al (1990)


Demikian pemaparan secara umum mengenai Peranan Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit diatas dapat memberikan gambaran secara singkat dan praktis bagi siapa saja yang berkecimpung dalam usaha pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Harapannya baik secara langsung ataupun tidak langsung turut berkontribusi pada peningkatan profit yang dihasilkan, Amien...




Sumber : http://andreysubiantoro.jigsy.com/entries/sda/peranan-unsur-hara-pada-tanaman-kelapa-sawit
Baca selengkapnya.... »